Monday, December 18, 2017

Main Game MotoGP kok susah ya?

Bagi sebagian orang yang sering dan terbiasa main game racing atau balapan mungkin game-game MotoGP itu gak terlalu susah. Namun bagi beberapa orang yang jarang bermain game racing terutama game racing yang agak serius, atau istilahnya bergenre driving/racing simulation ada banyak yang mengeluh bahwa game MotoGP itu susah.

Memang sih makin kesini game-game MotoGP yang beredar dipasaran semakin sulit untuk dinikmati gamer pemula yang masih awam yang masih baru pengen belajar main game MotoGP. Sejak Game MotoGP di kembangkan oleh developer asal Italia, Milestone S.r.l. mulai dari MotoGP08, lalu MotoGP13, MotoGP14, MotoGP15, Valentino Rossi The Game (MotoGP 2016), MotoGP17 game-game MotoGP menjadi semakin serius, meninggalkan kesan Arcade. Sepertinya developer ingin mensimulasikan balapan MotoGP semirip mungkin dengan "dunia nyata"-nya.

Namun demikian para gamer pemula jangan berkecil hati. Kita masih bisa belajar main game MotoGP yang lebih mudah. Caranya, jangan dulu bermain seri MotoGP terbaru seperti judul-judul diatas. Cobalah bermain game-game MotoGP seri lama. Salah satu seri klasik yang saya rekomendasikan adalah game MotoGP yang dirilis untuk platform PSP yang dirilis pada tahun 2006 silam.


MotoGP PSP: game MotoGP yang di kembangkan oleh Namco Bandai menurut saya rata-rata memiliki gameplay yang lebih mudah, sangat cocok untuk dimainkan oleh gamer pemula sekalipun. Anak saya yang masih kelas 1 SD pun dapat memainkan game ini dengan cukup mudah.

Untuk PC Gamer: kita dapat men-download atau mengunduh emulator PSP yaitu PPSSPP di situs berikut ini www.ppsspp.org. Saat saya menulis artikel ini, PPSSPP emulator terbaru sudah versi 1.5.4 dan file size-nya pun cukup kecil, cuma 19,6 MB saja.

Sedangkan untuk ISO game MotoGP-nya juga cukup kecil cuma 294 MB saja
dapat dicari disini..

Thursday, December 7, 2017

Mencari Paket Internet Paling Murah 2017

NOVEMBER 2017 - SELAMAT TINGGAL TELKOM SPEEDY

Sejak pertengahan bulan November 2017 lalu akhirnya saya memutuskan untuk berhenti berlangganan jasa Internet dari ISP Telkom Speedy. Kira-kira sudah 10 tahun saya menjadi pelanggan setia Telkom sejak sekitar tahun 2008. Saya ingat betul karena waktu itu saya suka main game PES 2008 lalu PES 2009 dirilis beberapa bulan sebelum pergantian tahun 2009. Dan waktu itu ada game online baru yang baru dirilis yang menggebrak dunia game online Indonesia, game legendaris itu adalah PB alias Point Blank, yang sedikit demi sedikit namun pasti mulai menggeser Counter-Strike sebagai game sejuta warnet/gamecenter.

2x Puasa 2x Lebaran Tidak ada Perbaikan
Alasan berhenti berlangganan adalah karena pelayanan internet Telkom yang semakin hari semakin jelek setelah sekitar 2 tahunan kebelakang. Saya masih ingat 2x melewati bulan Ramadhan dan 2x lebaran. Kira-kira sejak bulan puasa tahun 2016 lalu internet dari ISP Telkom Speedy ini mulai buruk (lagi) kualitasnya. Bertolak belakang dengan namanya “Speedy” kecepatan koneksinya malah kayak siput, lambat. Kecepatan bandwidth tidak nyampe 1 mbps, mungkin hanya setengahnya saja pada tahun 2017 ini sudah dapat dikategorikan paling buruk apalagi untuk digunakan pada usaha warnet.

Indiehome vs Speedy
Yang membuat saya sakit hati adalah pihak Telkom Kabupaten Subang, atau mungkin Kantor Telkom Cabang Jalan Cagak lebih memprioritaskan mencari pelanggan baru daripada mengurus dan melayani pelanggan lama seperti saya. Faktanya, pelanggan baru dikasih layanan Fiber Optik IndieHome yang super-cepat yang memiliki bandwidth diatas 10 mbps dengan tarif yang katanya “promo” yang malah lebih murah daripada harga/tarif Speedy lama.

Strategi Harga Tarif Promo Telkom yang merugikan Pelanggan (lama)
Pada saat pelanggan baru dimanjakan dengan pelayanan internet cepat dan murah Indihome Fiber-Optik, pelanggan lama malah dicekik dengan pelayanan internet yang lambat dan mahal. Ketika saya tanya beberapa pelanggan dari ISP telkom ternyata mereka membayar dengan tarif yang berbeda-beda untuk kecepatan bandwidth yang sama. Yang mengejutkan kadang ada yang membayar lebih mahal padahal bandwidth justru lebih lambat dari pelanggan yang membayar lebih murah. Jika saya tanyakan kepada pegawai Telkom, jawabnya adalah karena mereka memasang pada saat promo. Ini adalah jawaban paling sakti yang pernah saya denger. Telkom bisa dengan seenaknya memainkan harga.

Telkom atau “oknum” Telkom Diduga Sengaja Membuat Pengusaha Rugi
Bagi pengusaha internet dan profesional yang mengandalkan ISP telkom seperti Warnet, RT/RW Net, Counter Ponsel, Youtuber, Blogger, Vlogger dan lain-lain, kebijakan “harga promo” dan permainan perubahan harga tarif yang sering Telkom rubah-rubah seenaknya itu sangat merugikan. Misalnya ada satu pengusaha Warnet atau RT/RW net membayar 700 ribu rupiah untuk layanan Speedy 1 mbps, namun kemudian ada pengusaha/pelanggan Telkom baru yang justru mendapatkan “tarif promo” yang lebih murah misal 400 ribu namun dengan bandwidth yang lebih cepat misal 5 mbps, tentu saja. Tentu saja ini merugikan pengusaha lama, karena pengusaha baru dapat membuat harga tarif jasa yang lebih murah kepada para pelanggan-nya plus pelayanan kecepatan bandwidth yang jauh lebih cepat. Kebijakan ini lah yang membuat saya mulai malas menjadi pelanggan Telkom sejak beberapa tahun kebelakang.

Kecepatan Bandwidth melambat tanpa Kompensasi
Ketika pertamakali menjadi pelanggan Telkom saya memilih paket yang dihitung per jam. Namun karena usaha warnet saya semakin ramai kemudian saya tingkatkan pada paket unlimited, kalo gak salah waktu itu nama paketnya adalah paket Office 1 mbps yang 700 ribuan per bulan. Waktu itu kalo gak salah ada paket yang namanya Paket Warnet yang lebih mahal tapi bandwidth speed-nya masih sama 1 mbps, gak tau deh bedanya apa. Tapi kalo saya nebak-nebak sih mungkin lebih stabil aja, bisa download sambil main game online. Biasanya kan kalo download atau nonton Youtube pas lagi ada yang main game online suka ngelag-ngelag gitu, jadi main gamenya kurang lancar.
Koneksi internet Telkom yang sering bermasalah bukan barang baru, dulu sering beberapa kali sampau satu harian penuh internet mati. Ya pengusaha warnet cuma bisa pasrah gak dapet penghasilan, malah pernah dulu sebelum tahun 2012-an internet mati sampe 3 hari, mungkin lebih kali ya. Kalo pengusaha RT/RW net sih mendingan karena pelanggan sudah pasti bayar per bulan.
Mungkin sekitar tahun 2009-2011 dulu Internet pernah melambat sangat parah. Biasanya saya mendapatkan bandwidth 1 mbps lebih namun saat itu setengahnya saja gak dapet, mungkin cuma sekitar 0,3 atau 0,4 mbps saja. Karena tidak ada perbaikan sampe sebulan bahkan berbulan-bulan, akhirnya saya putuskan untuk menurunkan paket ke Paket 0,5 mbps saja yang harga tarifnya sekitar 300 ribuan yang entah kenapa makin hari semakin naik harga tarifnya sampe hampir mendekati 400 ribu tanpa ada pemberitahuan dari pihak Telkom.

Telkom Speedy Bangkit 512 kbps upto 3 mbps
Pada sekitar tahun 2013, pelayanan Telkom Speedy di kampung saya ini semakin baik dan memuaskan. Saya masih ingat karena ketika itu saya lagi seneng-senangnya main game PES 2013. Kecepatan koneksi menjadi stabil, internet jarang mati, jikapun ada gangguan biasanya tidak sampai satu harian penuh sudah bisa Online kembali. Yang paling saya syukuri adalah kecepatan internet saya bisa tembus melebihi 0,5 mbps kadang-kadang 1 mbps malah kadang lebih dari 2 mbps apalagi kalo medownload menggunakan software seperti (IDM) Internet Download Manager. Saat itu warnet saya bisa digunakan bermain game-online sambil browsingan atau bahkan sambil download dan nonton Youtube secara bersamaan. Saya pikir mungkin ini rasanya kalo saya pake Paket Warnet 1 mbps  yang harganya lebih mahal dari Paket Office itu.
Pada tahun 2013-an ada game online baru yang lagi booming, yaitu DOTA 2. Game ini selalu minta update setiap hari. Tidak seperti game online lain yang paling banter cuma minta update seminggu sekali. DOTA 2 kadang minta update sehari bisa sampe 3x dengan file-size beratus-ratus MB bahkan kadang sampe ber-giga-giga. Karena pelayanan ISP Telkom Speedy sudah mulai meyakinkan saya berniat mengupgrade paket ke paket baru yang 5 mbps.

Cinta Ditolak Telkom Speedy 5 mbps
Karena kebutuhan bandwidth internet yang lebih cepat terutama untuk melakukan update game DOTA 2 yang rakus data itu dan lagi pula harga paket 512 kbps yang semakin hari naik, saya putuskan untuk mengupgrade saja ke paket baru 5 mbps karena harganya cuma beda dikit beberapa puluh ribu saja, kalo gak salah Cuma 400 ribuan dibandingkan paket 0,5 mbps yang perbulannya sudah mencapai 382 ribu (walau bisa up to 2 mbps). Saya pikir extra 3 mbps dari paket 5 mbps ini lebih dari pantas untuk dihargai dengan tarif 400 ribuan dan membuat saya mantap dan jatuh cinta untuk mengupgrade paket ke paket 5 mbps.
Berbagai cara saya coba, baik lewat website resmi Telkom, melalui telepon ke customer service telkom 147 namun ternyata paket 5 mbps masih belum aktif sampai akhirnya saya mendatangi langsung kantor telkom terdekat yaitu Telkom Cabang Jalan Cagak. Sayangnya dengan berbagai alasan pihak Telkom Jalan Cagak Kabupaten Subang seolah ingin menghambat saya dan tidak memperbolehkan mengupgrade paket ke paket 5 mbps salah satunya dengan alasan jaringan belum siap. Namun saya mulai curiga dengan kebusukan “oknum” Telkom karena ternyata setelah beberapa bulan saya mendapati saudara saya malah dikabulkan, dan dia bisa memasang/mengupgrade paket ke 5 mbps sampai sekarang tahun 2017 masih aktif. Apakah karena dia pelanggan baru atau entah bagaimana kok bisa mendapatkan perlakuan yang berbeda. Padahal jarak rumah saya dan rumah saudara saya cuma sekitar 100-200 meter saja, pihak “oknum” Telkom yang saya mintai keterangan beralasan karena jalur kabel-nya berbeda. Walaupun demikian saya masih bersyukur karena paket 0,5 mbps ini bisa digunakan up to 2 mbps, masih cukup nyaman untuk bermain DOTA 2, walaupun proses download update yang masih agak lama dibanding saudara saya yang akhirnya kemudian mengikuti jejak saya membuka usaha warnet.

PHP Indihome Fiber-Optik
Beberapa bulan kemudian game DOTA 2 semakin populer, saya mulai tanyakan lagi tentang paket 5 mbps kepada Telkom, barangkali saat itu sudah bisa diupgrade. Namun permintaan saya selalu ditolak, Telkom menjanjikan saya untuk mengupgrade paket setelah jaringan Fiber-Optik dapat digunakan. Untuk itu saya diminta untuk mengajak sebanyak-banyaknya tetangga dan teman untuk mau berlangganan Indiehome dan saya diminta untuk melakukan vote agar Layanan Fiber-Optik Indihome dapat segera beroperasi di desa saya Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang.
Namun setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun Fiber-Optik/Indiehome yang dijanjikan tak kunjung datang, padahal yang mau pasang sudah banyak. Hingga akhirnya jaringan internet Speedy saya kembali bermasalah menjadi lambat, saya pikir itu karena saya masih pake paket lama 0,5 mbps atau 512 kbps. Karena di warnet saudara saya yang 5 mbps tidak bermasalah. Maka saya komplainkan lagi ke Telkom Jalan Cagak dan minta upgrade paket ke 5 mbps seperti sodara saya. Telkom segera memperbaiki, namun masih tidak mau mengabulkan upgrade paket ke 5 mbps dengan alasan sekarang saya sudah dikasih up to 3 mbps. Ya sudalah karena dikasih extra 1 mbps, kekecewaan saya bisa sedikit terobati. Sampai saat sebulan menjelang bulan puasa tahun 2016 internet kembali menjadi lambat, kecepatan menjadi dibawah 1 mbps. Yang membuat saya sakit hati adalah pernyataan customer service Telkom Jalan Cagak yang perempuan bilang pada saya bahwa saya cuma berlangganan paket 512 kbps sudah bagus memang dapetnya cuma segitu (0,5 mbps) alias gak nyampe 1 mbps. Rasanya seperti jatuh tertimpa tangga mendengarnya, bukannya dulu Telkom Jalan Cagak sendiri yang bilang akan memberikan saya paket up to 3 mbps, faktanya tembus 1 mbps aja susah.

Harga Paket Gak Jelas dan seenaknya
Lalu saya minta turun paket aja, karena setau saya ada beberapa teman saya yang menggunakan paket dibawah 200 ribu, bahkan ada yang cuma 100 ribu per bulan namun pihak Tekom Jalan Cagak tidak mengabulkan dengan alasan itu paket pas lagi promo aja, sekarang gak ada dan paket yang saya gunakan sudah yang paling murah. Kemudian jika saya minta naik paket ke 5 mbps atau indiehome, Pihak Telkom pun masih tetap beralasan belum bisa. Saat itu saya merasa terjebak. Lagi-lagi saya harus bersabar. Naik paket gak bisa, turun paket juga gak bisa, sedangkan pelanggan warnet saya kecewa dan semakin hari semakin sedikit. Pelanggan warnet saya kecewa dan mulai kabur satu persatu mencari warnet lain yang koneksinya lebih stabil. Beruntung saudara saya yang memiliki paket speedy 5 mbps, beberapa pelanggan saya sebagian hijrah ke warnet saudara saya.
Kadang saya merasa beruntung dulu saya sempat turunkan paket ke 512 kbps. Saya gak bisa bayangin masih kalo bayar 700 ribu dan mendapatkan koneksi internet lambat dengan harga mahal lalu terjebak gak bisa turun paket dan naik paket lagi. Kadang saya merasa ingin menggunakan jasa dari ISP lain sayangnya di kampung saya cuma ada Telkom dengan Speedy-nya yang saat ini seolah sedang menjebak dan mencekik saya.

Pengkhianatan Telkom Indiehome
Ada satu harapan yang diberikan pihak Telkom Jalan Cagak, katanya saya bisa tunggu Indiehome Fiber-optik, patokannya adalah mini-market Yomart. Namun janji-janji oknum Telkom hanya omong kosong. Saat Indiehome Yomart Cisalak sudah beroperasi, saya tidak dihubungi dan ditawari. Setelah saya berinisiatif mengadu pada Telkom di pusat Kota Subang ternyata jatah slot Indihome di tempat saya sudah habis diberikan kepada orang lain, yang rata-rata merupakan “pelanggan baru” Telkom. Setelah saya mintai keterangan, jatah Indihome ternyata sudah habis hanya untuk 8 buah pelanggan di daerah saya yang pasang katanya: Yomart, Alfamart, Konter HP, Sekolah: MTsN, MA, SMP, Toko Matrial, Kafe/Restoran silakan di cek lagi bila barangkali informasi ini keliru. Saya yang sudah minta dari jauh-jauh hari malah gak kebagian. Ini menambah kecurigaan saya bahwa pelanggan lama Telkom memang dianak tirikan. Jika saya boleh berburuk sangka: “Telkom sepertinya sengaja mengabaikan pelanggan lama toh mereka sudah pasti membayar biaya langganan per bulan apalagi mereka para pengusaha seperti warnet, toko, dan instansi yang sangat membutuhkan internet tak peduli seberapa lambat dan buruk kualitasnya”.
Pada awal tahun 2017 lalu sekitar bulan Januari-Februari. Pihak Indihome melakukan survey dan memberi harapan untuk menambah slot server di daerah saya. Namun sudah hampir satu tahun ini harapan ini masih belum ada titik terangnya, atau jangan-jangan nanti saya gak kebagian lagi jatah slot berlangganan Indiehome. Ah sudahlah bisnis warnet sudah mulai sepi, akhirnya saya mencoba peruntungan dengan usaha lain, salah satu-nya dengan membatu istri saya berjualan online. Karena jika tidak demikian kami tidak bisa membayar listrik dan tagihan Internet Telkom Speedy yang perbulannya dipatok Rp 382 ribu tak peduli warnet ramai atau sepi. Apalagi honor saya sebagai guru honorer atau sukwan ini tidak seberapa. Karena sering mengantar istri delivery berjualan online. Saya sering kecapean dan kadang meninggalkan tugas saya mengajar di sekolah. Kadang saya berfikir untuk mengundurkan diri saja sebagai guru sukwan, namun kehendak saya ini selalu di tentang orang tua dan istri saya.

Berhenti Berlangganan Dulu sampai Indihome ready - available
Sebetulnya saya sangat menikmati menjadi pengusaha warnet sambil mengajar sebagai guru sukwan di sekolah dasar. Karena walaupun gaji/honor tidak seberapa saya bisa memberikan sedikit ilmu saya sepada anak-anak di kampung saya toh saya pun masih memiliki penghasilan dari warnet. Tapi kali ini ujiannya semakin berat, Sudah 2x lebaran saya harus berpuasa bersabar menahan provokasi Telkom yang sering mengecewakan saya. Suatu hari saya teringat seorang saudara menasehati saya, bahwa bersabar itu tidak diam tapi bertindak. Karena komplain dan segala cara saya sudah coba untuk berkomunikasi dengan pihak telkom, kini saatnya saya coba hal yang belum pernah saya coba sebelumnya, yaitu berhenti berlangganan dulu.
Lalu warnet gimana? Saat ini saya mengoperasikan warnet tanpa internet atau hanya semacam rentalan playstation atau game center. Ada banyak game-game offline yang menarik yang bisa saya sewa/rentalkan yang tidak tergantung pada koneksi internet seperti game-online, youtube, facebook, dan sebagainya. Paling tidak beban sekarang tidak ada lagi beban bulanan yang dipatok 382 ribu perbulan itu. Ini membebaskan saya sebagai “budak internet” atau “budak Telkom” yang diperalat, dipaksa, dijebak, dan tidak diberi kebebasan.
Selain itu saya juga melepaskan status sebagai pelanggan setia Telkom, bisa dibilang saya ini pelanggan Telkom generasi pertama di daerah saya. Tapi sepertinya menjadi pelanggan baru atau menjadi calon pelanggan Telkom itu lebih dihargai oleh Pihak Telkom. Ya mudah-mudahan Telkom menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan saat itu saya bersedia berstatus menjadi pelanggan baru Telkom lagi.

Mencari Paket Internet Paling Murah 2017 untuk Usaha Warnet
Sejak berhenti berlangganan Speedy, saya mulai mencari-cari kira-kira apa yang cocok saya gunakan sebagai penggantinya. Saat ini pilihannya hanya ada pada jaringan seluler baik 4G atau 3G. Sebenarnya sudah lama sejak beberapa tahun lalu saya beniat berhenti berlangganan Speedy dan beralih ke Internet Seluler, namun karena harus membeli lagi perangkat seperti modem/router, harga paket internet yang masih relatif mahal ketika itu dan dibatasi kuota mengurungkan niat saya berhijrah.

Pada akhir tahun 2017 ini saya pikir harga paket internet seluler sudah semakin murah dan cepat, apalagi teknologi 4G sudah dapat mengimbangi jaringan Telkom tembaga tercepat 5 mbps bahkan melebihinya dan menantang Indiehome yang berpuluh-pululuh mbps. Saat ini saya sedang mencoba-coba jaringan seluler mana yang cocok dan nyaman digunakan. Pilihannya ada banyak, dari Telkomsel, XL, Indosat, sampai Tri yang katanya paling murah. Dari sekian banyak pilihan saya baru mencoba Indosat dan Tri.